Ibu Nyai Shinta Sahur Bersama Warga di Pesantren Internasional Al Illiyin Gresik

Nahdliyingresik.id – Pondok Pesantren (PP) Internasional Al Illiyin, yang berlokasi di Sumberwaru, Wringinanom, Gresik, mendapat kehormatan dengan kedatangan Dr. (HC) Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.  

Istri almarhum Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menghadiri acara Sahur Bersama pada Minggu (16/3/2025) dini hari. Kedatangannya disambut hangat oleh pengasuh PP Al Illiyin, Abuya Ahmad Yani Illiyin, serta para tamu dari berbagai daerah di Jawa Timur.  

Sahur Bersama Lintas Iman  

Abuya Ahmad Yani Illiyin mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran Nyai Shinta di pesantrennya.  

"Kami merasa sangat bangga. Tidak menyangka Bu Nyai Shinta rawuh di ponpes ini. MasyaAllah," ujar Kiai Yani. Ia menyebut Nyai Shinta sebagai sosok perempuan luar biasa, pendamping setia Gus Dur, yang perannya tak terpisahkan dari perjuangan suaminya.  

"Kesuksesan suami tak lepas dari doa istrinya. Semoga beliau selalu diberi kesehatan oleh Allah," tambahnya.  

Kegiatan Sahur Bersama ini diikuti oleh lebih dari seribu peserta dari berbagai latar belakang, termasuk komunitas lintas iman, penghayat kepercayaan, serta elemen organisasi pemuda dan masyarakat di Gresik. Selain bersantap sahur, para peserta juga mendapatkan ceramah kebangsaan dari Nyai Shinta.

Makna Sahur di Sepertiga Malam

Dalam ceramahnya, Nyai Shinta berbagi kisah tentang perjalanannya menggelar acara Sahur Bersama sejak 23 tahun lalu. Ia secara konsisten mengadakan kegiatan ini, terutama bagi kaum marjinal dan dhuafa.  

"Kenapa saya tidak mengajak berbuka bersama? Karena berbuka membatalkan puasa. Sedangkan sahur itu mengetuk pintu langit pada sepertiga malam," jelasnya.  

Ia menegaskan bahwa sahur bukan hanya sekadar makan sebelum berpuasa, tetapi juga sebagai waktu penuh keberkahan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, ia ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat yang sering kali menggunakan alasan lupa sahur untuk tidak berpuasa.

Puasa sebagai Latihan Spiritual dan Toleransi

Dalam kesempatan itu, Mustasyar PBNU ini juga mengingatkan bahwa esensi puasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan nafsu.

Puasa mengajarkan kesabaran, keikhlasan, kejujuran, serta sikap saling menghormati. Karena itu, ia menekankan pentingnya toleransi dalam keberagaman.  

"Masyarakat kita sangat majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Karena itu, saya juga mengajak sahur mereka yang berbeda keyakinan," ujar Nyai Shinta.

Apresiasi dari Jaringan GUSDURian Gresik

Koordinator Jaringan GUSDURian Gresik, Gus Khoirul Anwar, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini.  

"Alhamdulillah, kami dari Jaringan GUSDURian Gresik merasa bersyukur telah melaksanakan sahur bersama Bu Shinta. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan acara ini. Semoga membawa keberkahan dan semakin mempererat tali silaturahmi antarumat beragama," harapnya.  

Momen Kebersamaan di Penghujung Acara

Setelah sahur dan ceramah kebangsaan, acara ditutup dengan sesi foto bersama. Para peserta, yang mayoritas anak muda dari berbagai daerah, **antusias mengabadikan momen bersama Nyai Shinta**. Mereka secara bergiliran naik ke panggung untuk berfoto, menjadikan acara ini penuh kenangan dan kehangatan.

Belum ada Komentar untuk "Ibu Nyai Shinta Sahur Bersama Warga di Pesantren Internasional Al Illiyin Gresik "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel